![]() |
Ilustrasi (Foto: Shvet Production/Pexels) |
Muslimahkertas.web.id, Dalam kehidupan modern yang serba cepat, banyak Muslimah merasa kelelahan secara fisik dan mental.
Tugas rumah tangga, tuntutan pekerjaan, pengasuhan anak, media sosial, dan ekspektasi masyarakat yang sering kali menumpuk, membuat kita merasa tidak cukup waktu, tidak cukup tenaga, dan akhirnya kewalahan atau disebut overwhelmed.
Berikut penjelasan apa itu overwhelm, penyebabnya, dan bagaimana Islam telah memberikan prinsip hidup yang menenangkan untuk mengatasinya.
Sebuah Pengantar
Istilah overwhelm berasal dari bahasa Inggris kuno "whelmen" yang berarti "menenggelamkan" atau "menutupi sepenuhnya."
Awalnya digunakan dalam konteks fisik seperti tertimpa air atau benda berat. Seiring perkembangan zaman, istilah ini bergeser makna ke arah kondisi emosional dan psikologis.
Dalam konteks modern, overwhelm merujuk pada perasaan kewalahan secara mental dan emosional karena terlalu banyak tekanan, informasi, atau tanggung jawab yang dirasakan melebihi kapasitas seseorang.
Fenomena overwhelm semakin dikenal sejak era digital, ketika manusia disuguhi kecepatan informasi, tekanan untuk produktif, dan ekspektasi sosial yang tinggi.
Banyak orang merasa kehilangan arah, sulit fokus, mudah lelah, dan tidak bisa menikmati hidup, terutama karena dorongan untuk “melakukan segalanya” secara sempurna dan cepat.
Istilah "overwhelm" adalah efek dari gaya hidup modern yang terlalu cepat, sibuk, dan penuh tekanan.
Meskipun istilah ini berasal dari budaya Barat, kondisinya bersifat universal dan juga dialami oleh umat Islam.
Oleh sebab itu, penting untuk melihat bagaimana ajaran Islam memberikan solusi mendalam dan aplikatif untuk menghadapi rasa overwhelm dalam kehidupan sehari-hari.
Apa itu Owerhelm?
Pernahkah kamu merasa hari-harimu penuh sesak, seolah ada terlalu banyak hal yang harus diselesaikan, tapi tenaga dan pikiran terasa sudah habis duluan? Pikiran kacau, tubuh lelah, emosi naik turun, itulah yang sering disebut dengan overwhelm, atau rasa kewalahan yang datang ketika beban hidup terasa melebihi kemampuan kita.
Istilah overwhelm berasal dari Bahasa Inggris yang artinya adalah “terlalu banyak yang harus ditanggung”. Dalam psikologi modern, overwhelm adalah kondisi saat seseorang merasa kewalahan oleh emosi, beban pikiran, atau tanggung jawab, hingga tidak mampu berfungsi optimal.
Penyebab Owerhelm
Beberapa faktor utama penyebab overwhelm antara lain: terlalu banyak peran yang dijalani, multitasking berlebihan tanpa manajemen waktu.
Bukan hanya karena banyaknya aktivitas, tapi juga karena merasa harus sempurna dalam segala hal atau perfeksionis, kurangnya waktu untuk istirahat dan refleksi untuk ruang jeda dan hening, paparan media sosial yang memicu perbandingan dan perfeksionisme, minimnya koneksi spiritual harian sebab tidak adanya keterhubungan spiritual di tengah rutinitas.
Prinsip Hidup Islami untuk Meredakan Overwhelm
1. Kebutuhan jasmani
2. Kebutuhan Rohani
Allah tidak membebani hamba-Nya melebihi kemampuannya (QS Al-Baqarah: 286). Kita hanyalah manusia biasa yang sebatas berusaha. Adapun hasilnya diserahkan sepenuhnya kepada Allah.
Islam mengajarkan tawakkal (menyerahkan urusan kepada Allah) dan rida (penerimaan lapang terhadap takdir Allah) sebagai pondasi resiliensi spiritual. Dalam psikologi Islam, kedua konsep ini membentuk keseimbangan antara usaha dan penerimaan.
Banyak dari kita merasa harus mampu menyelesaikan segalanya sendiri. Padahal, Islam mengajarkan untuk bersandar kepada Allah dalam setiap urusan.
Tawakkal bukan berarti pasrah tanpa usaha, tetapi menyandarkan hasil sepenuhnya kepada Allah setelah kita melakukan ikhtiar terbaik. Rasa tenang akan hadir ketika hati yakin bahwa takdir Allah selalu lebih baik dari rencana kita.
Maka diantara penyebab owerhelm, barangkali karena kita tidak menyisakan ruang tawakal dalam hati kita.
Saat pikiran terasa berat, Islam menawarkan terapi langsung: shalat dan dzikir. Bukan hanya ibadah ritual, tetapi sarana komunikasi hati dengan Sang Pencipta. Rasulullah ï·º sendiri menjadikan salat sebagai pelipur lara.
Maka sisi spiritual ini adalah kebutuhan yang ketika tidak terpenuhi akan menjadikan rohani seorang hamba menjadi hampa.
Hati yang tidak terisi dzikir, akan sibuk dengan kekhawatiran dunia.
3. Dukungan Sosial
Dalam kondisi overwhelmed, banyak Muslimah merasa harus memikul semuanya sendirian. Padahal, salah satu anugerah terbesar dari Allah adalah kehadiran orang-orang yang bisa menjadi tempat berbagi, seperti pasangan, sahabat, orang tua, atau komunitas yang saling menguatkan.
Dalam Islam, ukhuwah (persaudaraan) adalah nilai penting. Rasulullah ï·º bersabda bahwa perumpamaan muslim dengan saudara muslim lainnya seperti satu tubuh; jika salah satu anggota tubuh sakit, maka seluruh tubuh ikut merasakan sakit. (HR. Bukhari dan Muslim).
Artinya, kita tidak dirancang untuk menjalani hidup sendirian.
4. Pola Hidup Teratur
Islam sangat menjunjung tinggi keteraturan. Lima waktu shalat adalah pengingat ritmis bahwa hidup perlu ditata.
Salah satu penyebab utama rasa overwhelm adalah hidup yang tidak teratur: tidur tak tentu, makan terburu-buru, pekerjaan menumpuk tanpa perencanaan, hingga waktu ibadah yang sering tertunda.
Padahal, Islam sangat menjunjung tinggi keteraturan dalam hidup, dari mulai waktu shalat yang tetap, pembagian hak antara tubuh dan jiwa, hingga anjuran untuk bangun pagi dan istirahat yang cukup.
Islam mengajarkan kehidupan yang seimbang antara dunia dan akhirat. Orang yang terlalu fokus pada satu sisi (misalnya kerja terus, atau sebaliknya pasif total), akan mudah kehilangan arah dan merasa jenuh.
Keseimbangan amal berarti kita menata ulang aktivitas: mana yang fardhu, mana yang sunnah, mana yang penting tapi bisa ditunda. Ini adalah bentuk manajemen yang penting.
Kamu butuh slow living untuk tahu skala prioritas dan menyederhanakan ritme hidup.
Misalnya, seorang ibu yang overwhelm bisa mengurangi kegiatan tambahan (rapat, pesanan, pekerjaan sampingan) untuk lebih fokus pada keluarga dan ibadah.
Sederhanakan tujuan hidupmu. Kita tidak harus sempurna dalam segala hal. Fokuslah pada nilai-nilai utama: ibadah, keluarga, dan kebermanfaatan. Kamu bisa baca: cara ibu rumah tangga mengatasi kelelahan.
Demikian tentang prinsip Islami menghadapi owerhelm. Sesungguhnya Allah itu menginginkan kemudahan untuk hambaNya. Maka hendaknya kita menghindari overload dan menyederhanakan ritme hidup semata-mata lillah dan orientasi ibadah.