![]() |
Ilustrasi (Foto: Alena Darmel/Pexels) |
Muslimahkertas.web.id, Dalam kehidupan modern yang serba cepat, peluang pikiran berlebih semakin potensial dan banyak. Apakah itu memikirkan masa lalu yang tak bisa diubah atau mengkhawatirkan masa depan yang belum tentu terjadi. Kondisi ini dikenal dengan istilah overthinking, dan bisa melelahkan mental maupun spiritual.
Islam, sebagai agama yang sempurna, menawarkan prinsip-prinsip luar biasa untuk meredakan overthinking dan mengembalikan ketenangan jiwa. Berikut lima prinsip Islam yang bisa kita amalkan:
1. Tawakalkan Urusanmu Sepenuhnya kepada Allah
Prinsip pertama dan paling utama dalam meredakan overthinking adalah bertawakal, yaitu menyerahkan segala urusan kepada Allah setelah berusaha.
Tugas kita sekedar berusaha, urusan hasil adalah urusan Allah. Banyak dari kita terlalu sibuk mengontrol hasil, padahal kendali penuh atas hasil bukanlah milik manusia.
Allah Swt. berfirman:
“Dan barang siapa bertawakal kepada Allah, niscaya Allah akan mencukupkan (keperluannya).”
(QS. At-Talaq: 3)
Tawakal bukan berarti pasrah tanpa usaha, tetapi usaha maksimal yang disertai kepercayaan penuh bahwa hasil terbaik akan Allah berikan.
Ketika hati sudah benar-benar bertawakal, maka pikiran akan dijauhkan dari membayangkan kemungkinan terburuk yang belum tentu terjadi. Sudahkah kita bertawakal?
2. Belajar Berlapang Dada Menerima Takdir
Salah satu pemicu overthinking adalah penolakan terhadap sebuah kenyataan. Kita sering mengulang-ulang pertanyaan, "Seandainya aku tadi..." atau "Bagaimana kalau aku memilih bla bla bla...". Padahal Nabi ï·º bersabda:
“Jika engkau ditimpa sesuatu, maka janganlah engkau katakan: ‘Seandainya aku lakukan ini dan itu,’ tetapi katakanlah: ‘Ini sudah takdir Allah, dan apa yang Dia kehendaki pasti terjadi.’ Karena kata ‘seandainya’ akan membuka pintu setan.”
(HR. Muslim)
Menerima takdir berarti berlapang dada dan menerima bahwa apa pun yang terjadi adalah bagian dari rencana Allah. Hati yang ridha lebih mudah tenang, dan pikiran pun tidak akan dihantui penyesalan tanpa ujung.
3. Apa yang Ditakdirkan Tidak Akan Pergi, dan yang Tidak Ditakdirkan Akan Tetap Pergi
Salah satu sebab utama overthinking adalah rasa takut kehilangan: takut kehilangan peluang, cinta, rezeki, atau masa depan. Padahal, Rasulullah ï·º bersabda:
ÙˆَتَعْÙ„َÙ…َ Ø£َÙ†َّ Ù…َا Ø£َصَابَÙƒَ Ù„َÙ…ْ ÙŠَÙƒُÙ†ْ Ù„ِÙŠُØ®ْØ·ِئَÙƒَ ÙˆَØ£َÙ†َّ Ù…َا Ø£َØ®ْØ·َØ£َÙƒَ Ù„َÙ…ْ ÙŠَÙƒُÙ†ْ Ù„ِÙŠُصِيبَÙƒَ
“Hendaklah engkau tahu bahwa sesuatu yang ditakdirkan akan menimpamu, tidak mungkin luput darimu. Dan segala sesuatu yang ditakdirkan luput darimu, pasti tidak akan menimpamu.” (HR. Ahmad).
Keyakinan ini akan sangat menenangkan. Kita tidak perlu terlalu cemas atas sesuatu yang belum terjadi. Apa yang memang menjadi bagian kita akan datang pada waktunya, dan apa yang bukan milik kita, meski kita kejar habis-habisan, tetap akan menjauh.
4. Berbaik Sangka kepada Allah
Pikiran yang terus menerus negatif terhadap masa depan atau keputusan yang telah diambil seringkali berasal dari buruk sangka terhadap Allah. Kita merasa Allah tidak akan menolong, atau skenario terburuk pasti terjadi. Padahal Allah berfirman:
“Aku sesuai dengan prasangka hamba-Ku kepada-Ku.”
(HR. Bukhari dan Muslim)
Berbaik sangka kepada Allah adalah obat mujarab bagi pikiran yang cemas. Percayalah, jika Allah mengizinkan sesuatu terjadi, maka itu adalah jalan menuju kebaikan yang kita belum pahami. Dengan husnuzan, hati menjadi lebih yakin, dan overthinking pun perlahan mereda.
5. Memaksimalkan Sumber Ketenangan Hati Melalui Zikir
Banyak orang overthinking karena pikirannya terlalu sibuk menganalisis, tetapi jiwanya lupa terhubung dengan Sang Pencipta. Di sinilah pentingnya memperbanyak zikir, mengingat Allah dengan lisan dan hati.
Kita hanyalah makhlukNya yang lemah yang butuh ditenangkan dan dikuatkan. Pintalah ketenangan itu kepada Allah dengan wirid yanh diucapkan setulus hati.
Allah berfirman:
“Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah-lah hati menjadi tenang.”
(QS. Ar-Ra’d: 28)
Zikir bukan hanya sekadar ucapan di bibir. Zikir adalah penenang alami yang Allah tanamkan untuk menyeimbangkan kesibukan otak dengan ketenangan hati. Coba luangkan waktu untuk zikir sejenak. Rasakan bagaimana pikiranmu yang semula ruwet menjadi lebih damai.
Penutup
Dengan mengamalkan prinsip-prinsip Islam seperti tawakal, menerima takdir, berbaik sangka, dan memperbanyak zikir, kita bukan hanya meredakan overthinking, tapi juga mendekatkan diri kepada Allah. Sebab ketenangan sejati tak berasal dari logika atau perhitungan manusia, tapi dari keyakinan bahwa Allah selalu bersama hamba-Nya yang beriman.
Mulai hari ini, yuk kita belajar lebih tenang. Karena hidup ini bukan untuk dipikirkan berlebihan, tapi untuk dijalani dengan iman dan keikhlasan.