![]() |
Ilustrasi (Foto: Pixabay) |
Muslimahkertas.web.id, Marah itu manusiawi, bagian dari jenis emosi pada diri manusia. Tetapi manusia diberi pilihan, apakah emosi amarah dibiarkan semakin menyala, atau memutuskan mencari cara agar amarah segera reda.
Banyak yang bilang amarah itu sehat dan bikin plong. Justru amarah itu malah menimbulkan masalah baru, dan psikis sehat yang sesungguhnya adalah ketika mampu menjauhkan diri dari amarah.
Bila kamu memutuskan untuk meredakan amarah, maka berbahagialah dengan janji Allah. Sebagaimana sabda Rasulullah Saw, dari Abu Darda ra., Aku bertanya: “Wahai Rasulullah, tunjukilah aku suatu amal yang memasukkan aku ke surga.” Rasulullah menjawab, “Jangan marah, bagimu surga.” (HR. Thabrani)
Juga hadis dari Humaid Ibnu Abdurahman:
"Barang siapa yang menahan amarah, sedangkan dia mampu mengeluarkannya, maka Allah memenuhi rongganya dengan keamanan dan iman." (HR. Abu Daud).
Keamanan, keimanan, hingga kelezatan surga. Ini balasan yang sangat indah dan tidak main-main. Itulah mengapa meredam dan mengendalikan emosi bukan hal yang mudah. Tetapi ketika kita mampu di posisi tersebut, Allah mengganjarnya dengan ganjaran yang tidak sedikit.
Sebagai upaya menggapai surganya Allah, lakukan langkah-langkah berikut ini sebagai wujud ikhtiar kita agar amarah kita secepatnya padam. Berikut 4 tips ketika marah agar amarah segera reda.
1. Membaca Ta'awuz
Apabila setan datang menggodamu, maka berlindunglah kepada Allah. Begitu firman Allah dalam surah Al-A'raf ayat 200.
Ketika kamu menyadari kamu sedang marah, segera berlindung kepada Allah dengan ucapan ta'awuz: a'udzu billahi minasy-syaithanir-rajim.
Bacaan ta'awuz menunjukkan bahwa kita butuh Allah agar diri kita tidak dikuasai setan yang bisa memperburuk amarah hingga berlanjut pada dosa-dosa lain sebagai imbas dari kemarahanmu.
Kita butuh Allah, agar hati kita tidak dikuasai setan yang dapat semakin menggelapkan mata hati. Istighfar dan mohonlah ampun, tenangkan diri sebisa mungkin. Pintalah perlindungan Allah dengan sekuat daya, lupakan sejenak kekesalan yang menggerogoti hatimu.
Meskipun marah itu fitrah, tapi mengendalikannya adalah kewajiban. Emosi jenis ini sangatlah sukar untuk diadaptasikan, di sinilah letak pentingnya memohon perlindungan kepada Allah agar dimampukan untuk bisa mengindari marah.
2. Diam
Diam adalah cara terbaik ketika hatimu diliputi amarah. Hal ini didasarkan sebuah hadis dari Ibnu 'Abbas:
إذَا غَضِبَ أَحَدُكُمْ فَلْيَسْكُتْ
“Jika salah seorang di antara kalian marah, diamlah.” (HR. Ahmad).
Itulah kenapa, ada banyak nasihat bijak yang mengatakan, hindari membuat keputusan ketika sedang marah. Ada banyak penyesalan yang sumber penyebabnya adalah kondisi marah.
Kita tidak diperkenankan berpikir pendek. Mengatakan sesuatu terlalu cepat tanpa memikirkan dampak. Apalagi jika dilontarkan dalam keadaan marah. Marah mengindikasikan kesadaran seseorang tidak secara penuh karena dikuasai oleh sesuatu selain diri sendiri.
Berlatihlah untuk tidak tunduk patuh pada kehendak amarah, karena bisikannya bersumber dari setan, dan auranya diperkuat oleh hawa nafsu.
Kenapa diam dipralambangkan sebagai emas? Selamat dari bahaya lisan itu adalah rahmat dan nikmat. Betapa banyak keburukan yang bersifat kontinyu hanya karena dipelopori keburukan lisan.
Ketika kamu berusaha diam ketika sedang marah, maka kamu telah menyelamatkan dirimu dari banyak hal. Sesuatu yang bersumber dari lisan selalu merembet pada persoalan yang kompleks dan panjang.
Dari sisi ilmiyah, hormon adrenalin dan hormon lainnya menyalakan bahan bakar pada saat marah muncul. Apabila tidak diikuti dengan ekspresi tubuh yaitu diam, maka reaksi fisiologis tubuh tadi akan tidak akan terstimulus (Rahmat, 2012). Diam dapat membendung reproduksi hormon yang tidak diinginkan.
3. Ketika Marah, Sebaiknya Berganti Posisi ke yang Lebih Rendah
Syariat Islam menyarankan orang yang sedang marah agar segera berganti posisi. Hal ini didasarkan sebuah hadis dari Abu Dzar:
إِذَا غَضِبَ أَحَدُكُمْ وَهُوَ قَائِمٌ فَلْيَجْلِسْ، فَإِنْ ذَهَبَ عَنْهُ الْغَضَبُ، وَإِلاَّ فَلْيَضْطَجِعْ
“Bila salah satu di antara kalian marah saat berdiri, maka duduklah. Jika marahnya telah hilang (maka sudah cukup). Namun jika tidak lenyap pula maka berbaringlah.” (HR. Abu Daud).
Kenapa harus berganti posisi? Manfaat mengubah posisi menurut psikolog adalah dapat menenangkan hati. Oleh karena itu disarankan ketika mengubah posisi sambil meralaksasikan otot, menarik nafas dalam-dalam, dan gerakan yang membuat rileks lainnya (Wafa, 2016).
4. Mengambil Air Wudhu
Air wudhu memiliki efek yang menenangkan. Ketenangannya sampai mampu mengusir letupan amarah. Hal ini didasarkan sebuah hadis dari Athiyyah as-Sa'di:
إنَّ الْغَضَبُ مِنَ الشَّيْطَانِ، وإنَّ الشَّيْطَانَ خُلِقَ مِنَ النَّارِ وإنَّمَا تُطْفَأُ النَّارُ بِالماءِ، فَإذَا أُغْضِبَ أحَدُكُمْ فَلْيَتَوضَّأْ
“Sesungguhnya amarah itu dari setan dan setan diciptakan dari api. Api akan padam dengan air. Apabila salah seorang dari kalian marah, hendaknya berwudhu.” (HR. Abu Daud).
Perintah berwudhu ini jarang diindahkan oleh umat Islam yang sedang marah. Jika dengan kamu berganti posisi dari berdiri ke duduk belum juga reda, dari duduk ke berbaring tak juga reda, maka upaya terakhir adalah berwudhu. Wudhu mampu menetralisir amarah yang bergejolak sehingga menstabilkan dan menentramkan emosi (El-Bantanie, 2010). Apabila hatimu lelah, akan lebih baik ketika wudhu dibarengi dengan shalat.
Demikian mengenai 4 hal yang sebaiknya dilakukan umat Islam agar amarah segera reda. Kamu harus membaca ta'awuz, mengusahakan diam, mengubah posisi ke yang lebih rendah, serta mengambil air wudhu. Semoga bermanfaat!
0 Komentar