![]() |
Ilustrasi (Foto: Pexels) |
Muslimahkertas.web.id, Hidup di era serba cepat membuat kita sangat sibuk. Apakah sibuk kita memang bermanfaat ataukah sibuk yang hampa dan kosong. Kenapa? Seringkali kesibukan kita tanpa makna. Itulah kenapa menerapkan slow living untuk muslimah sangatlah penting.
Ibaratnya, era serba cepat berpotensi membuat kita terus berlari tak berujung. Notifikasi tak henti berbunyi, rutinitas menumpuk, belum lagi standar hidup yang terpengaruh influencer misalnya. Tanpa disadari, tidak sedikit sumber kelelahan hati di era digital ini yang terus ditemui tanpa henti.
Slow, sekali lagi kita butuh sikap slow. Slow bukan berarti malas. Slow di sini untuk menjadi pengendali, agar kita tak terjebak dalam arus cepat yang tak terkendali.
Berikut langkah-langkah praktis menerapkan slow living untuk muslimah agar hidup semakin damai dan tenang.
1. Mulai dari Niat
Coba bertanya pada diri sendiri, untuk apa kita hidup? Untuk apa kita menjalani hari? Sudahkah kita memurnikan tujuan hidup kita sepenuhnya untuk ibadah? Sudahkah diniatkan hidup untuk menggapai ridha Allah?
Jika masih ada tujuan lain, segera istighfar dan introspeksi. Mungkin ini akar dari semua permasalahan hidup kita. Niat kita yang menjadi fondasi utama ini rupanya masih belum lurus.
Jangan-jangan kita masih mengawali hidup dengan niat-niat yang menodai keikhlasan, mungkin karena tekanan sosial, mengejar ekspektasi orang lain, dan lain-lain.
Sampai kapanpun hidupmu akan terus dihantui lelah, apalagi berangkat dari niat yang salah. Yuk kita perbaiki niat kita mulai dari sekarang.
Dengan cara apa? Ketika bangun tidur, hadirkanlah niat dalam hati dengan penuh keyakinan:
Ya Allah, aku niatkan kegiatanku hari ini untuk beribadah dan mencari ridha-Mu.
2. Menerapkan slow living sejak bangun tidur
![]() |
Ilustrasi (Foto: Pexels) |
Pagi hari adalah kunci. Setelah niatmu lurus, bangun tidur hendaknya diawali dengan ritme yang sadar. Hindari membuka notifikasi hp misalnya, untuk menjaga ritme yang sadar.
Bacalah doa bangun tidur dengan khusyuk, semoga langkah ini akan membawamu pada keberkahan di pagi hari.
Kamu bisa melakukan hal-hal yang sifatnya relaksasi. Misalnya minum air hangat, baca zikir pagi seusai salat, mengazzamkan to be list (misalnya: hari ini aku ingin lebih sabar dan fokus), dan kegiatan rileks lainnya.
Jangan lupa untuk melakukan to do list (rencana daftar tugas yang akan dikerjakan) dan to be list (rencana ingin membentuk diri seperti apa hari ini). Jika belum paham, kamu bisa baca: panduan slow living Islami untuk muslimah modern.
3. Buat jadwal harian yang seimbang dan manusiawi
Seimbang di sini sebagaimana ajaran Islam yang memerintahkan agar kita menjalani hidup untuk dunia dan akhirat.
Bukan melulu mengejar dunia, kita akan dibuat lelah. Juga bukan tentang meninggalkan dunia secara total, sebab dunia adalah wasilah.
Frasa manusiawi di sini juga menekankan keseimbangan untuk tidak terlalu sibuk. Kamu sendiri yang lebih paham apakah kesibukanmu itu manusiawi, dalam artian tidak produktif untuk mengejar jumlah kuantitas, lebih baik utamakan kualitas.
Dalam hadis dikatakan, bahwa ada hak atas tubuh. Jika kesibukanmu malah melampaui batas, kamu telah berbuat zalim untuk tubuh, ini adalah sinyal perbaikan karena rutinitasmu tidak seimbang dan manusiawi.
4. Batasi gangguan digital
![]() |
Ilustrasi (Foto: Pexels) |
Ingat-ingat dengan hadis Rasulullah, bahwa ciri baiknya muslim seseorang adalah meninggalkan yang tidak bermanfaat.
Mulai sekarang, kurangi kebiasaan scrolling berlebihan yang menyita waktumu. Hapus aplikasi tidak penting. Tetapkan waktu khusus membuka medsos. Kurangi notifikasi gosip agar kamu tidak hanyut dalam urusan yang bukan urusanmu.
Pada saat quality time, kumpul dengan keluarga, bekerja, apalagi beribadah, usahakan fokus dan nikmati tanpa gangguan digitalmu.
5. Bangun kebiasaan bermakna
Jika kegiatan makanmu terbiasa sambil menonton hp, simpan hpmu dan mulai bangun kebiasaan dengan cara nikmati hidangan makanan dengan kesadaran penuh.
Maka kamu tidak hanya akan merasakan nikmat di lidah serta hidung dengan aromanya, rasa syukur dalam hatimu pun akan meningkat seiring suapan demi suapan lezat di mulut. Inilah nikmat Allah yang semakin kamu sadari sembari membayangkan orang-orang di luar sana yang mungkin saja sedang kelaparan atau susah cari makan.
Ini baru satu contoh konkrit kebiasaan bermakna. Dan masih banyak rutinitas harian yang mungkin saja masih dilalui dengan kekosongan.
Entah itu zikir pagi petangmu yang mungkin baru sekedar di lisan, entah mungkin salatmu yang baru sekedar gerakan badan, entah mungkin momen bekerjamu yang kurang dinikmati sehingga selalu penuh keluh ketimbang syukur, dan rutinitas harian lainnya.
6. Latih untuk bisa slow respons terhadap tekanan
Era cepat ini seringkali memengaruhi emosimu. Setiap kali kamu mendapat postingan atau notifikasi misalnya, jangan langsung mengetik seketika. Tahan dulu jarimu, apalagi untuk isi pesan yang memicu tendensi.
Tarik nafas, istighfar, kendalikan emosimu perlahan, barulah merespon dengan ketenangan dan sabar.
Tidak segala sesuatu yang menyangkut dunia digital khususnya harus fast respons. Latih hatimu untuk bisa slow tidak hanya di dunia nyata, tapi juga dunia maya lewat ketikan jari jemarimu.
Bereaksi cepat, mudah terprovokasi, rentan membuatmu stres. Hidup perlu jeda, dan kebiasaan refleks perihal seni merespon ini perlu dilatih dengan sungguh-sungguh.
7. Tutup hari dengan muhasabah dan refleksi
Momentum sebelum tidur adalah waktu untuk merenung sejenak berupa refleksi dan winding down.
Apakah kegiatan hari ini masih dilalui dengan kekosongan? Apa yang membuatku bisa tenang di hari ini? Apakah aku hadir penuh dalam peranku sebagai hamba, isteri, ibu? Apa yang ku syukuri hari ini? Apa yang bisa aku perbaiki besok?
Setelah perenunganmu dirasa cukup, jangan lupa berdoa sebelum tidur dengan meniatkan hari esok yang lebih baik. Penutupan yang dilakukan dengan tenang secara rutin dapat membawamu pada siklus hidup yang sehat.
Baca juga tren slow living dalam pandangan Islam agar kamu paham rambu-rambu slow living yang sesuai dengan syariat Islam. Dalam Islam, slow living bukan saja memperlambat ritme hidup, tapi juga menghamba dengan utuh dalam kerangka ibadah.
Demikian tentang langkah praktis slow living untuk muslimah. Bukan tentang pelan-pelan tanpa arah, slow living menjadikan muslimah mampu mengendalikan laju hidupnya agar lebih meningkatkan kesadaran dan memaknai hidup untuk selalu terkoneksi dengan niat ibadah pada Allah.