Hidup Sadar dan Bermakna: Makna Living Intentionally Bagi Muslimah Masa Kini

0

 

hidup sadar dan bermakna
Ilustrasi (Foto: Pixabay)

Muslimahkertas.web.id, Di era serba cepat ini, banyak muslimah merasa terjebak dalam rutinitas yang melelahkan. Di satu sisi ingin hidup produktif, namun di sisi lain merasa ingin ketenangan dan makna yang lebih dalam. Salah satu konsep gaya hidup yang kini mulai dilirik adalah living intentionally dengan visi hidup sadar dan bermakna.

Berikut penjelasan dan makna living intentionally untuk muslimah masa kini.

Sekilas tentang Living Intentionally

Konsep living intentionally berasal dari tren gaya hidup Barat yang tumbuh sebagai respons terhadap budaya serba instan, multitasking, dan tekanan produktivitas tinggi. 

Gaya hidup ini mengajak seseorang untuk hidup secara sadar, melakukan segala sesuatu dengan niat dan tujuan yang jelas, bukan sekadar mengikuti arus atau tuntutan sosial.

Sebelumnya kamu perlu baca: hati-hati mengadopsi gaya hidup Barat. Agar artikel ini tidak disalah pahami sebagai mengadopsi, melainkan untuk mengajak kembali muslimah Indonesia kembali meneguhkan syariat.

Bahwa sebelum banyak muncul tren gaya hidup seperti sekarang ini, sebenarnya syariat Islam sudah mewahyukan konsep yang mengusung ketenangan sebagaimana yang diimpikan masyarakat yang hidup di era serba cepat.

Konsep ini berkembang di Barat sebagai reaksi terhadap budaya hidup modern yang sibuk, serba otomatis, dan sering kali kehilangan arah.

 Banyak orang menjalani hari-hari mereka tanpa benar-benar memahami mengapa mereka melakukan apa yang mereka lakukan. Berangkat dari sana, lahirlah kebutuhan untuk hidup dengan lebih sadar dan bermakna.

Bolehkah Muslimah Menerapkan Living Intentionally?

Meskipun lahir di luar tradisi Islam, banyak prinsip living intentionally yang selaras dengan konsep niat (intent) dalam Islam: bahwa setiap perbuatan dinilai dari kesengajaan dan arah tujuannya. 

Tanpa disadari, banyak ajarannya sudah lebih dulu ada dalam syariat. Namun, penting bagi muslimah untuk memilah dan menyaring unsur-unsurnya agar tidak terjebak dalam semangat individualisme yang berlebihan atau relativisme nilai.

Dalam konteks Muslimah, konsep ini bisa dipadukan dengan nilai 'ubudiyah dan ikhlas, menjadikan setiap aspek hidup bernilai akhirat.

Beberapa nilai living intentionally yang sejalan dengan Islam antara lain hidup dengan niat ibadah dan kesadaran. Sebab dalam Islam, tujuan manusia hidup adalah untuk beribadah.

Hal yang tidak selaras, dalam memaknai kebermakaan itu sendiri yang kosong dari aspek ibadah, menjadikan diri sendiri sebagai pusat makna yang tentu bertentangan dengan Islam yang segala sesuatunya diarahkan wahyu. 

Selain itu, banyak panduan Barat bersifat subjektif dan tidak berakar pada wahyu. Sebab acuannya berbasis relativisme moral dan bukan wahyu.

Praktik Hidup Sadar dan Bermakna bagi Muslimah Masa Kini

Seorang muslimah masa kini bisa mempraktikkan living intentionally tanpa meninggalkan nilai-nilai Islam. Beberapa contoh konkret antara lain:

  • Memulai hari dengan niat ibadah di segala aktifitas.
  • Mengatur jadwal harian dengan kesadaran, bukan sekadar mengikuti agenda yang melelahkan.
  • Memilih pekerjaan atau kegiatan yang mendukung visi akhirat.
  • Menjadi hadir sepenuhnya dalam salat, dalam berbincang dengan anak, dan aktifitas rutin lainnya.

Kuncinya adalah kesadaran bahwa semua yang kita lakukan semata-mata untuk dan karena Allah sehingga bisa bernilai ibadah dan menjadi ladang pahala.

Tidak Semua Muslimah Bisa Slow, Tapi Semua Harus Intentional

Tidak semua muslimah memiliki keleluasaan waktu untuk menjalani hidup secara perlahan. Sebagian harus berperan ganda: mengurus keluarga, mengejar karier, aktif dalam dakwah, bahkan menjadi tulang punggung keluarga.

Dalam kondisi seperti ini, konsep slow living mungkin bisa sulit. Maksudnya, seorang muslimah memang membutuhkan ruang untuk slow living, tapi karena padatnya aktifitas, adakalanya praktik slow living menjadi tidak mendukung.

Di sinilah konsep living intentionally menjadi penyelamat arah. Muslimah bisa tetap sibuk, tapi setiap langkahnya diniatkan karena Allah, dipilih dengan sadar, dan tidak dikendalikan oleh tekanan sosial.

Gaya hidup slow living sering dikaitkan dengan ketenangan, kesederhanaan, dan ruang untuk merenung. Namun kenyataannya, tidak semua muslimah bisa menerapkan slow living secara ideal, rutin, dan konsisten.

Slow living adalah tentang ritme hidup yang diperlambat, sedangkan intentional living lebih kepada kesadaran dan niat. Muslimah bisa tidak slow, tapi tetap intentional.

➤ Kalau mampu, slow + intentional adalah ideal.
➤ Tapi jika waktu terbatas, minimal hidup harus intentional.

Dalam Islam, bukan sekedar minimal, niat itu adalah barang wajib yang menjadi penentu diterima tidaknya suatu amalan. Artinya, lebih kepada menggambarkan bahwa umat Islam sudah diarahkan untuk living intentionally dengan anjuran bersikap ikhlas dalam setiap amal perbuatan bahkan sebuah keharusan dalam Islam, karena niat adalah dasar diterimanya amal.

Setiap amal dalam Islam ditentukan oleh niat, bukan oleh kecepatan atau kelembutan langkahnya. Seorang muslimah bisa saja bergerak cepat, berpindah dari satu amanah ke amanah lainnya, tapi bila semua dilakukan dengan kesadaran akan tujuan akhirat dan keridhaan Allah, maka seluruh aktifitas itu bernilai ibadah.

Demikian tentang hidup sadar dan bermakna melalui living intentionally untuk muslimah masa kini. Sudahkah hari-hari kita diniatkan ibadah?


Posting Komentar

0 Komentar
Posting Komentar (0)
To Top