Rajin Salat Dhuha Tapi Tidak Kaya? Begini Penjelasannya

0

Salat dhuha
Ilustrasi (Foto: Unsplash) 

 Muslimahkertas.web.id, Salat Dhuha sebagai salat pembuka pintu rezeki. Tidak sedikit yang kemudian berharap: kalau rutin salat Dhuha, rezeki akan lancar, usaha berkembang, dan hidup jadi kaya. Namun kenyataannya, ada yang sudah bertahun-tahun istiqamah salat Dhuha, tetapi kondisi ekonominya biasa saja, bahkan mungkin masih kesulitan.

Hal ini erat kaitannya dengan niat. Kalau seseorang salat Dhuha hanya karena mengejar kekayaan, ia bisa kecewa. Tapi siapa yang salat karena Allah, ia akan tenang meski rezekinya tidak melimpah.

Luasnya Makna Rezeki

Rezeki disebut lebih dari seratus kali dalam Al-Qur’an, dan konteksnya sangat beragam. Kadang merujuk pada harta yang dapat diinfakkan, seperti dalam surah Al-Baqarah ayat 3. Kadang merujuk pada hikmah dan ilmu yang bermanfaat, seperti dalam Al-Baqarah ayat 269. Bahkan ketenangan jiwa yang dijelaskan dalam Ar-Ra’d ayat 28.

Banyak yang salah kaprah memaknai rezeki. Allah menjanjikan rezeki kepada hamba-Nya, tapi rezeki tidak melulu identik dengan uang. Rezeki bisa berupa kesehatan, waktu yang lapang, keluarga yang harmonis, kemampuan berpikir jernih, teman yang baik, hati yang tenang, dan lain-lain. 

Salat Dhuha Mengundang Keberkahan

Selain itu, dalam menyikapi nikmat dari Allah, hendaknya fokus pada keberkahan. Kaya itu jumlah. Berkah itu manfaat.

Ada orang uangnya sedikit tapi cukup terus.
Ada orang penghasilannya besar tapi boros dan hilang tanpa arah.

Kadang Allah tidak menambah pemasukan kita. Tapi Allah menahan pengeluaran kita dari kesia-siaan. Itu bentuk rezeki yang tak kasat mata.

Apa gunanya penghasilan besar kalau hilang karena penyakit, kecelakaan, penipuan, gaya hidup, atau hutang konsumtif?

Keberkahan bisa hadir dalam bentuk:

  • Pengeluaran lebih hemat
  • Dijauhkan dari kerugian
  • Dituntun memilih jalan yang benar
  • Dimudahkan dalam urusan
Jadi, mungkin saja Allah tidak menambah angka, atau nominal kekayaan, tapi kita selalu tercukupi karena keberkahan dari rezeki. 
Jangan juga memahami saoat dhuha sebagai pengganti ikhtiar. 
Salat Dhuha bukan pengganti kerja keras. Rasulullah SAW sendiri berdagang, bekerja, berstrategi, dan berusaha.

Buah Salat Dhuha

Boleh jadi rezeki dari Dhuha bukan hadir di dompet, tapi di akhirat, pada saat yang paling kita butuhkan. Mungkin saja buah amalan Dhuha kita berupa dipanjangkan umur, dijauhkan dari bala, diampuni dosanya, serta diberi kemudahan di akhirat.
Banyak keutamaan salat Dhuha yang justru tidak berkaitan dengan dunia. Abu Hurairah meriwayatkan bahwa Rasulullah SAW berwasiat kepadanya untuk mengerjakan salat Dhuha secara rutin. Imam An-Nawawi menjelaskan bahwa wasiat ini menunjukkan kedudukan spiritual Dhuha, yakni ibadah yang membawa pahala akhirat dan menjaga kondisi hati. Pahala seperti penghapusan dosa, kelapangan batin, dan kedekatan kepada Allah adalah bentuk hasil yang mungkin tidak terlihat dalam angka rupiah, tetapi akan tampak jelas pada hari di mana harta dunia tidak lagi berguna.
Salat Dhuha bukan jalan cepat menjadi kaya. Tapi ia adalah jalan pasti menuju keberkahan.
Dan keberkahan seringkali lebih mahal dari kekayaan.
Karena itu, orang yang rajin salat Dhuha namun tidak kaya tidak sedang gagal. Ia justru mungkin sedang berada dalam limpahan nikmat yang tidak ia sadari: kecukupan, perlindungan, kesehatan, ketenangan, dan pahala akhirat.
Kita sering ingin hasil instan. Padahal banyak buah ibadah yang baru tampak di akhir hayat, atau bahkan di akhirat. Semoga bermanfaat! 

Tags

Posting Komentar

0 Komentar
Posting Komentar (0)
To Top