![]() |
Ilustrasi (Foto: Pexels) |
Syafnis.Com, Bersin mungkin terlihat sepele, tetapi sebenarnya merupakan salah satu mekanisme pertahanan tubuh yang sangat penting. Menurut penelitian medis, bersin adalah reaksi refleks yang kompleks, melibatkan otak, otot pernapasan, hingga sistem imun. Fakta-fakta berikut akan membuat kita semakin memahami betapa berharganya nikmat bersin.
Fakta Ilmiah tentang Bersin
Ada banyak fakta ilmiah tentang bersin.
1. Kecepatan Udara saat Bersin
Menurut penelitian , udara yang keluar saat bersin dapat melaju dengan kecepatan hingga **ll160 km/jam. Udara bertekanan tinggi ini membawa partikel lendir, debu, dan mikroba keluar dari hidung dan mulut.
2. Jumlah Partikel yang Dikeluarkan
Dalam satu kali bersin, tubuh dapat melepaskan 40.000–100.000 droplet kecil yang berisi air, lendir, dan mikroorganisme. Droplet inilah yang mengangkut kotoran atau kuman keluar dari saluran pernapasan.
3. Peran Sistem Saraf
Bersin dipicu oleh stimulasi saraf trigeminal yang terhubung ke otak. Otak kemudian memerintahkan kontraksi otot-otot dada, diafragma, dan tenggorokan untuk mendorong udara keluar dengan cepat. Ini adalah reaksi refleks otomatis, bukan sesuatu yang bisa dikendalikan penuh oleh manusia.
4. Mekanisme Perlindungan Tubuh
American Lung Association menjelaskan bahwa bersin adalah cara tubuh melindungi paru-paru dari kontaminan. Jika partikel asing tidak dikeluarkan, ia bisa masuk lebih dalam dan meningkatkan risiko infeksi pernapasan.
5. Kesehatan dan Imunitas
Penelitian dalam Journal of Allergy and Clinical Immunology menyebutkan bahwa bersin membantu tubuh mengusir alergen seperti serbuk bunga, debu rumah, atau bulu hewan. Ini mencegah terjadinya peradangan lebih lanjut pada penderita alergi atau asma.
Bersin dalam Perspektif Islam
Jika dilihat dari sisi ilmiah, bersin adalah sistem penyelamat tubuh yang luar biasa. Namun, Islam juga memberikan panduan indah: setiap kali bersin dianjurkan mengucapkan “Alhamdulillah” sebagai tanda syukur, lalu orang lain mendoakan dengan “Yarhamukallah”. Ini bukan hanya refleksi spiritual, tetapi juga bentuk perhatian sosial antar sesama.
Bersin adalah salah satu fenomena tubuh yang sederhana namun sangat luar biasa. Dari sisi medis, bersin merupakan mekanisme pertahanan diri yang dirancang untuk menjaga kesehatan saluran pernapasan.
Penelitian mengungkapkan bahwa kecepatan udara yang keluar saat bersin bisa mencapai 160 kilometer per jam, membawa serta ribuan partikel kecil yang berisi debu, lendir, bahkan mikroba. Dalam satu kali bersin, tubuh dapat melepaskan hingga 100.000 droplet kecil. Angka ini menunjukkan betapa efisiennya bersin dalam membersihkan jalur pernapasan dari partikel asing yang berbahaya.
Namun, Islam memandang bersin tidak sebatas reaksi biologis semata. Rasulullah ï·º bersabda dalam hadits riwayat al-Bukhari bahwa Allah mencintai bersin dan membenci menguap.
Bersin disukai karena ia menandakan tubuh dalam kondisi sehat, sistem pernapasan bekerja dengan baik, dan manusia merasakan kelegaan setelahnya. Sedangkan menguap sering dikaitkan dengan rasa malas atau kelemahan, sehingga dianggap kurang baik. Inilah keindahan Islam: sesuatu yang tampak biasa, ternyata memiliki hikmah yang dalam dan diposisikan sebagai nikmat yang patut disyukuri.
Seorang Muslim yang bersin dianjurkan untuk mengucapkan Alhamdulillah sebagai tanda syukur kepada Allah. Hal ini sangat relevan dengan temuan medis, bahwa bersin sebenarnya menyelamatkan tubuh dari potensi penyakit. Dengan kata lain, ungkapan Alhamdulillah adalah bentuk pengakuan bahwa apa yang tampak sepele sekalipun adalah karunia besar.
Lebih dari itu, Islam menjadikan momen bersin sebagai sarana ibadah sosial. Orang yang mendengar dianjurkan mendoakan saudaranya dengan ucapan Yarhamukallah “semoga Allah merahmatimu”— dan kemudian dibalas dengan doa Yahdikumullahu wa yuslihu balakum “semoga Allah memberi petunjuk kepadamu dan memperbaiki keadaanmu.”
Dari sini terlihat, bersin menjadi pengikat kasih sayang, saling mendoakan, dan mempererat ukhuwah di antara kaum Muslimin.
Jika kita renungkan, dalam satu kali bersin, tubuh mengeluarkan ratusan ribu partikel yang bisa saja membawa penyakit, lalu sistem imun tubuh dibantu untuk tetap sehat. Setelah itu, kita diajarkan untuk memuji Allah dan berinteraksi sosial dengan doa.
Bersin akhirnya bukan hanya mekanisme biologis, tetapi juga momen spiritual yang menyatukan dimensi kesehatan, keimanan, dan kasih sayang. Inilah bukti bahwa ajaran Islam sangat selaras dengan ilmu pengetahuan modern: di balik fenomena yang terlihat sederhana, tersimpan hikmah medis dan hikmah ruhani yang luar biasa.
Penutup
Bersin bukanlah gangguan kecil, melainkan mekanisme biologis yang menyelamatkan tubuh dari ribuan partikel berbahaya setiap harinya. Data medis menunjukkan betapa efektifnya bersin dalam menjaga kesehatan pernapasan. Maka, wajar jika kita diajarkan untuk bersyukur setelah bersin karena di balik proses singkat itu, Allah telah melindungi tubuh kita dengan cara yang sempurna.