![]() |
| Ilustrasi (Foto: Pexels) |
Muslimahkertas.web.id, Banyak pemilik usaha merasakan fenomena yang sama: di bulan pertama bisnis dibuka, penjualan terasa sangat ramai, pelanggan berdatangan, dan notifikasi pesanan tidak berhenti masuk.
Namun memasuki bulan kedua atau ketiga, semuanya mulai melambat. Pesanan yang dulu deras menjadi lebih jarang, interaksi di media sosial menurun, dan promosi yang biasanya mudah menarik perhatian seperti tiba-tiba kehilangan daya.
Kondisi ini sering menimbulkan kecemasan, seolah ada sesuatu yang salah. Padahal, kenyataannya, fase ini adalah bagian dari siklus normal bisnis, sesuatu yang hampir pasti dialami oleh usaha besar maupun kecil.
Apa yang terlihat sebagai penurunan sebenarnya adalah kembali ke ritme pasar yang lebih realistis, bukan tanda bahwa bisnis sedang gagal.
Fase jenuh awal
Pada masa awal launching, ada banyak faktor yang membuat bisnis tampak sangat menjanjikan. Pelanggan, baik teman dekat, keluarga, maupun pengikut lama, punya rasa ingin tahu yang tinggi terhadap sesuatu yang baru.
Efek penasaran ini sering menjadi pendorong utama meningkatnya transaksi di minggu-minggu pertama. Ditambah lagi, pemilik usaha biasanya sedang berada di puncak semangat. Konten lebih sering dibuat, promosi lebih aktif dijalankan, dan komunikasi dengan pelanggan terasa lebih intens. Semua itu memberikan dorongan besar pada visibilitas produk, baik di media sosial maupun marketplace.
Namun euforia itu tidak bertahan selamanya. Setelah beberapa minggu, pelanggan yang sudah mencoba produk tidak selalu langsung membeli ulang, terutama jika jenis produknya bukan kebutuhan harian.
Lingkaran pertemanan yang awalnya mendukung pun tidak lagi berada di fase beli untuk membantu.
Pada saat yang sama, intensitas promosi dari pemilik usaha perlahan menurun karena energi tidak sebesar saat awal launching. Algoritma marketplace dan media sosial juga mulai membaca performa yang lebih stabil, sehingga peningkatan tayangan yang biasanya terjadi di awal peluncuran mulai kembali ke angka normal.
Dalam dunia pemasaran dan perilaku konsumen, pola ini dikenal sebagai fase jenuh awal, momen ketika antusiasme pelanggan tinggi di awal, kemudian menurun seiring berjalannya waktu.
Memahami siklus ini sangat penting agar pelaku usaha tidak panik, tidak buru-buru menyerah, dan tahu langkah apa yang harus dilakukan untuk stabil di jangka panjang.
Di fase penurunan ini, pasar mulai menilai apakah produk punya nilai jangka panjang. Inilah fase penting yang menentukan apakah produk akan bertahan atau tenggelam.
Fase penurunan ini normal dan dialami hampir semua UMKM, bahkan di industri besar.
Fenomena ini dikenal sebagai:
- Post-Launch Slump (fase penurunan setelah peluncuran)
- Honeymoon Phase Ending (fase manis berakhir)
- Early Saturation Phase (kejenuhan awal)
- Momentum Drop Phase
Dalam konteks UMKM, kita menyebutnya sebagai fase normalisasi bisnis, periode ketika euforia awal selesai dan pasar mulai menunjukkan perilaku sebenarnya.

