Penjelasan Lengkap Mabni dan Murab dalam Isim dan Fiil

Mabni dan murab, macam-macam isim & fiil mabni & mu'rab dan contohnya, tanda marfu manshub majrur majzum, adat yang menashabkan dan menjazmkan

 

Mabni dan murab dalam isim dan fiil
Ilustrasi (Foto: Lidamehsa/Pexels)

Muslimahkertas.web.id, Baik isim maupun fiil, masing-masing terdiri dari mabni dan murab. Tetapi keduanya memiliki kaidah irab dan bina yang berbeda. 

Pengertian mabni dan mu'rab

Apa itu irab dan bina? I'rab adalah berubahnya akhir kalimat, sedangkan bina adalah tetapnya akhir kalimat.

Perlu dicatat bahwa lafadz mabni dan bina' adalah satu makna. 

Yang dimaksud mabni adalah kalimat isim atau fiil bersangkutan yang mengalami i'rab, sedangkan i'rab adalah perubahannya. 

Begitupun yang dimaksud mabni adalah isim atau fiil yang bersangkutan yang dalam keadaan tetap, sedangkan bina adalah ketidak perubahannya atau tetapnya.

Jadi, mabni artinya isim atau fiil yang akhir kalimatnya tetap, sedangkan mu'rab artinya isim atau fiil yang akhir kalimatnya berubah.

Kaidah irab dalam isim dan fiil

Irab isim terdiri dari marfu', manshub, dan majrur. Sedangkan i'rab fiil terdiri dari marfu', manshub dan majzum. Oleh karena itu, dalam isim tidak ada majzum, dan dalam fiil tidak terdapat majrur.

Kapan suatu isim dalam keadaan marfu', manshub, atau majrur?

  • Suatu isim dalam keadaan marfu' apabila menduduki jabatan kalimat sebagai bagian dari marfu'atul asma (seperti fail, naibul fail, dsb)

  • Suatu isim dalam keadaan manshub apabila menduduki jabatan kalimat sebagai bagian dari manshubatul asma (seperti maf'ul bih, maf'ul fih, dsb)
  • Suatu isim dalam keadaan majrur apabila menduduki jabatan kalimat sebagai bagian dari majruratul asma (seperti majrur bil-jar, majrur bil-idhafah, dsb)

Kapan suatu fiil dikatakan marfu', manshub, atau majzum?

  • Suatu fiil dalam keadaan marfu' apabila kosong dari adat yang menashabkan dan menjazmkan
  • Suatu fiil dalam keadaan manshub apabila terdapat adat yang menashabkan
  • Suatu fiil dalam keadaan majzum apabila terdapat adat yang menjazmkan

Kaidah bina dalam isim dan fiil

Rumus bina tidak sebanyak i'rab, meski begitu, memahaminya tetaplah penting. Tanpa mengetahui bina dan mabni, sulit pula untuk mengetahui i'rab dan mu'rab.

Di dalam isim, untuk mengidentifikasinya dapat dilihat dari huruf terakhir. Dalam keadaan apapun kalimatnya tidak akan berubah. Contohnya lafadz dzālika (ذٰلِكَ), huruf terakhir dalam lafadz tersebut adalah kaf. 

Pernahkah mendengar perubahan dzālika menjadi dzāliki atau dzāliku? Sudah dapat dipastikan bahwa ini termasuk mabni, karena baris (syakal) nya 'tetap' dalam keadaan apapun. Berbeda dengan lafadz waladun (وَلَدٌ) yang baris akhirnya bisa berubah menjadi waladan maupun waladin.

Sedangkan dalam fiil, teorinya beda lagi. Fiil yang jenisnya meliputi fiil madhi, fiil mudhare', dan amr. Dari ketiganya, hanya fiil mudhare' saja yang  mu'rob, itupun selama tidak bersambung dengan nun inats dan nun taukid. Artinya, semua fiil termasuk mabni kecuali yang tadi disebutkan.

Sebagai gambaran, bina fiil adalah ketika suatu fiil tetap tidak berubah meskipun dimasuki adat yang menashabkan. 

Contohnya lan yaktubna (لَنْ يَكْتُبْنَ), lafadz yaktubna tidak berubah bahkan ketika marfu maupun majzum pun tetap lafadznya dalam keadaan yaktubna. 

Berbeda dengan yaktubu (يَكْتُبُ) misalnya. Ketika ada adat nashab berubah menjadi lan yaktuba (لَنْ يَكْتُبَ). Perubahan baris tersebut menandakan bukan bina fiil, tapi i'rab fiil.

 Setelah memahami perbedaan mabni dan mu'rab serta contohnya, maka pada pembahasan ini akan dikaji lebih jauh mengenai isim mabni dan mu'rab. Isim mabni berarti suatu

isim yang akhir kalimatnya tetap, seperti dzālika (ذلك) yang dalam keadaan apapun tetap dibaca dzālika. 

Sedangkan isim mu'rab adalah yang akhir kalimatnya berubah. Seperti lafadz waladun (ولد) yang ketika ada huruf jar misalnya bisa berubah menjadi waladin.

Macam-macam isim mabni 

Isim mabni terdiri dari 5 macam. Yaitu isim dhamir, isim isyarah, isim maushul, isim syarat, dan isim istifham. 

Berikut pemaparan mengenai macam-macam dan contoh isim mabni.

1. Isim Dhamir

Pertama, isim dhamir, yaitu kata ganti. Contohnya huwa (هو) yang artinya dia seorang laki-laki,  huma (هما) yang artinya mereka berdua laki-laki, dan seterusnya (lihat ilmu sharaf yang membahas tashrif dhamir rafa' munfashil). 

2. Isim Isyarah

Kedua, isim isyarah, yaitu kata tunjuk. Baik kata tunjuk dekat (ini), maupun kata tunjuk jauh (itu). Namun di bahasa Arab, penggunaan lafadz untuk mudzakar dan muanats berbeda. Begitupun dari segi jumlah. Contohnya dzalika (ذلك ) yang artinya itu untuk mudzakar tunggal, dan hadza (هذا) yanga artinya ini untuk mudzakar tunggal.

3. Isim Maushul

Ketiga, isim maushul. Jika dialihbahasakan, bisa diartikan "yang", namun bisa juga tidak memiliki arti karena merupakan kata penghubung. Contohnya alladzī (اللذى) dan alladzìna ( اللذين).

4. Isim Syarat

Keempat, isim syarat. Yaitu isim yang membutuhkan jawab syarat. Contohnya lafadz man (من) yang artinya barang siapa. Banyak contoh dalam hadis yang menggunakan lafadz ini. 

Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir. Apakah jumlah tersebut sudah dimengerti? Oleh karena itulah membutuhkan jawab syarat: maka hendaklah memuliakan tamunya. Kelanjutan inilah yang dinamakan jawab syarat.

Artinya, setiap isim syarat maka pasti terdapat jawab syarat. Karena tidak akan dipahami dan tidak sempurna maknanya bila tidak diiringi jawab syarat.

5. Isim Istifham

Kelima, isim istifham, yaitu kata tanya. Dalam bahasa inggris, kita mengenalnya dengan istilah 5W 1H. Man (مَنْ) untuk kata tanya siapa, aina (أَيْنَ) untuk kata tanya dimana, limādza (لِمَاذَا) untuk kata tanya mengapa, matā (مَتَى) untuk kata tanya kapan, dan  kaifa (كَيْفَ) untuk kata tanya bagaimana.

Lalu bagaimana membedakan man dalam istifham dan isim syarat? Tergantung konteksnya. Bila dalam suatu jumlah membutuhkan jawab syarat, maka dipastikan itu bukan isim istifham, melainkan jawab syarat.

Kelima isim di atas semuanya mabni, artinya dalam keadaan apapun baris akhirnya akan selalu tetap dan tidak berubah. Meskipun misalnya terdapat huruf jar. Contoh wa lidzālika (وَ لِذٰلِكَ), meski terdapat lam sebagai huruf jar, tidak mengubahnya menjadi wa lidzāliki karena termasuk isim yang mabni.

Tanda-tanda isim mabni

Tanda tanda isim mabni
Ilustrasi (Foto: Sami Dahal/Pexels)

Untuk menentukan alamat/tanda dari isim mabni sangatlah mudah. Lihat baris/syakal terakhir kalimat isim bersangkutan. Contohnya huwa ( هُوَ), karena huruf terakhirnya wau, dan syakalnya dalam keadaan fatah, maka alamat mabninya adalah fatah. Berikut tanda-tanda isim mabni.

Pertama, mabbiyyun 'alādh-dhammi

(مبني على الضم). Contohnya نَحْنُ.

Kedua, mabniyyun 'alāl-fathi

 (مبني على الفتح). Contohnya ذٰلِكَ, كَيْفَ.

Ketiga, mabniyyun 'alāl-kasri 

(مبني على الكسر). Contohnya هٰذِهِ.

Keempat, mabniyyun 'alassukūn 

(مبني على السكون). Contohnya antum أَنْتُمْ dan أَنَا. Mengapa anā mabni atas sukun? Karena huruf terakhirnya mad. Setiap mad dimabnikan dengan sukun.

Isim yang mu'rab beserta tanda i'rabnya

Tanda irab isim
Ilustrasi (Foto: Muhtelfane/Pexels)


Sebelumnya telah dipahami bahwa i'rab isim terdiri dari marfu', manshub, dan majrur. Hanya saja, tidak mutlak bahwa marfu' selalu dengan dhammah, manshub selalu dengan fathah, dan majrur selalu dengan kasrah. Sebab bergantung dari jenis isimnya.

Lafadz (ولد) dengan i'rab waladun waladan waladin memang benar. Tapi bagaimana dengan lafadz muslimūna (مسلمون), mūsā (موس), dan masih banyak lagi.

Ada sembilan macam isim mu'rab. Berikut ini uraiannya.

1. Isim mufrad

Dalam bahasa arab, isim mufrad adalah kata dasar karena tidak terdapat tambahan dan perubahan apapun dari segi asal kata. Oleh karena itu, maknanya pun menunjukan satu, disesuaikan dengan konteks kalimat. Apakah sebuah, seseorang, sesuatu, seekor, dan seterusnya.

Maka bila menemukan kalimat isim sebagaimana asalnya, dapat dipastikan bahwa itu adalah isim mufrad. Contohnya baitun بَيْتٌ yang artinya sebuah rumah dan waladun وَلَدٌ yang artinya seorang anak laki-laki.

Bagaimana tanda i'rab isim mufrad? Kita ambil contoh dari lafadz baitun (بيت). 

-Marfu' (مرفوع) dengan dhammah. Contohnya بَيْتٌ

-Manshub (منصوب) dengan fathah. Contohnya بَيْتًا

-Majrur (مجرور) dengan kasrah. Contohnya بَيْتٍ

2. Isim Mutsana'

Dalam bahasa arab, jika ingin menunjukan dua, maka harus ditambah alif nun atau ya nun yang dinamai mutsanā. 

Baitun yang tadinya mufrad bermakna sebuah rumah, bila ingin diganti menjadi dua buah rumah maka harus ditambah alif nun: menjadi baitāni (ييتان) atau ya nun: menjadi baitaini (بيتين). 

Begitupun dari kata waladun. Bila ditambah alif nun menjadi waladāni (ولدان) atau ditambah ya nun menjadi  waladaini (ولدين ).

Bagaimana dengan tanda i'rab isim mutsana? Sampel lafadz yang diambil masih menggunakan baitun.

-Marfu' (مرفوع) dengan alif. Contohnya baitāni (بَيْتَانِ)

-Manshub (منصوب) dengan ya. Contohnya baitaini (بَيْتَيْنِ)

-Majrur (مجرور) dengan ya. Contohnya baitaini (بَيْتَيْنِ)

Mengapa manshub dan majrur isim mutsana sama? Apakah tidak akan tertukar? Apakah menerjemahkannya akan keliru? Bila ke depan kita memahami manshubatul asma dan majruratul asma, maka kita akan mengetahui konteks suatu kalimat sehingga dapat diketahui apakah isim mutsana tersebut manshub atau majrur.

 =>  Isim mu'rab berikutnya adalah tentang jama'. Di dalam bahasa arab, lafadz isim yang menunjukan banyak disebut isim jama'. Ada tiga macam isim jama': jama' mudzakar salim, jama' muanats salim, dan jama' taksir.

3. Jama' Mudzakar Salim

Ialah isim yang menunjukan banyak untuk mudzakar. Ciri isim ini adalah terdapat tambahan wau nun atau ya nun di akhirnya. 

Muslimun (مسلم) yang artinya seorang muslim laki-laki, bila menginginkan lafadz para muslim laki-laki, maka lafadz muslimun diberi tambahan wau nun menjadi muslimūna (مُسْلِمُوْنَ) atau ya nun sehingga menjadi muslimīna (مُسْلِمِيْنَ).

Perhatikan mengenai perbedaan tambahan ya nun dalam jama' mudzakar salim dengan mutsana. Bila dalam jama' mudzakar salim, huruf sebelum tambahan ya nun berharakat fatah. Sedangkan dalam mutsana, huruf sebelum tambahan ya nun berharakat kasrah. 

Maka lafadz muslimun (مسلم) bila ingin diubah ke dalam mutsana menjadi muslimaini (مُسْلِمَيْنِ) yang artinya dua orang muslim laki-laki. Bila diubah ke dalam jama' mudzakar salim menjadi muslimīna (مُسْلِمِيْنَ) yang artinya para muslim laki-laki.

Perlu ketelitian dalam hal ini. Sebab apabila salah satu harakat saja bisa berbeda arti. Contohnya saja seperti tambahan ya nun di atas.

Bagaimana dengan i'rab jama' mudzakar salim?

-Marfu' (مرفوع) dengan wau. Contohnya muslimūna (مُسْلِمُوْنَ)

-Manshub ( منصوب) dengan ya. Contohnya muslimīna (مُسْلِمِيْنَ)

-Majrur (مجرور) dengan ya. Contohnya muslimīna (مُسْلِمِيْنَ)

4. Jama' muanats salim

Ialah isim yang menunjukan banyak untuk muanats. Ciri isim ini adalah diberi tambahan alif dan ta di akhirnya. Contohnya lafadz muslimatun (مُسْلِمَةٌ) yang artinya seorang muslim perempuan. Bila makna yang diinginkan adalah para muslim perempuan maka harus diberi tambahan alif dan ta sehingga menjadi muslimātun (مُسْلِمَاتٌ).

Sebagai kata kunci, mufrad muanats selalu diakhiri ta marbuthah, maka untuk merubahnya menjadi jama' adalah menambahkan alif di huruf sebelum ta marbuthah, kemudian ta marbuthah diubah menjadi ta tanits.

Bagaimana i'rab jama' muanats salim?

-Marfu' (مرفوع) dengan dhammah. Contohnya muslimātun (مسلماتٌ)

-Manshub (منصوب) dengan kasrah. Contohnya muslimātin (مسلماتٍ)

-Majrur (مجرور) dengan kasrah. Contohnya muslimātin (مسلماتٍ)

5. Jama' taksir

Ialah isim yang menunjukan banyak dengan perubahan yang tidak beraturan. Tidak seperti kedua jama' di atas, jama' taksir memerlukan wawasan kosakata bahasa arab yang luas untuk mengetahui bentuknya. 

Perhatikan contoh-contoh perubahan mufrad ke dalam jama' taksir berikut ini.

-Sebuah rumah: بَيْتٌ ->  Banyak rumah: بُيُوْتٌ

-Seorang anak laki-laki: وَلَدٌ -> Banyak anak laki-laki: أَوْلَادٌ

-Sebuah kitab: كِتَابٌ -> Banyak kitab: كُتُبٌ

Dari contoh-contoh di atas, perhatikan perubahan dari mufrad menjadi jama taksir yang berbeda-beda. Dengan rutin membaca mufradat bahasa Arab, insyaAllah  akan menambah wawasan mengenai bentuk-bentuk jama' taksir yang tidak beraturan tersebut.

Bagaimana i'rab jama' taksir?

-Marfu' dengan dhammah. Contoh: كُتُبٌ

-Manshub dengab fatah. Contoh: كُتُبًا

-Majrur dengab kasrah. Contoh: كُتُبٍ

6. Al-asmaul Khamsah

Dari namanya, kita sudah dapat menerjemahkan sebagai isim yang lima. Apa sajakah isim yang lima itu? Abūka - akhūka -hamūka - fūka - dzū mālin :

  ابوك - اخوك - حموك - فوك - ذومال

Lafadz kaf  dan mālin di atas hanya sebagai contoh karena bisa diubah. Misalnya menjadi lafadz abū bakrin (ابو بكر), dzū 'ilmin (ذو علم).

Bagaimana i'rab al-Asmaul khamsah? Kita ambil lafadz abūka sebagai contoh dari salah satu  isim yang lima.

-Marfu' (مرفوع) dengan wau. Contohnya abūka (اَبُوْكَ)

-Manshub (منصوب) dengan alif. Contohnya abāka (اَبَاكَ)

-Majrur (مجرور) dengan ya. Contohnya abīka (اَبِيْكَ)

7. Isim Maqshur

Ialah isim yang terdapat alif lazimah. Contohnya lafadz al-fatā (الفتى), mūsā (موسى), dan 'īsā (عيسى).

Bagaimana i'rab isim maqshur?

-Marfu' (مرفوع) dengan dhammah muqaddarah. Contohnya al-fatā (الْفَتَى)

-Manshub (منصوب) dengan fatah muqaddarah. Contohnya al-fatā (الْفَتَى)

-Majrur (مجرور) dengab kasrah muqaddarah. Contohnya al-fatā (الْفَتَى)

8. Isim Manqush

Ialah isim yang terdapat ya lazimah. Contohnya al-qādhī (الْقَاضِى) dan al-hādi (اْلهَادِى).

Bagaimana i'rab isim manqush?

-Marfu' dengan dhammah muqaddarah. Contohnya al-qādhī (اْلقَاضِى)

-Manshub dengan fatah. Contohnya al-qādhiya (اْلقَاضِيَ)

-Majrur dengan kasrah muqaddarah. Contohnya al-qādhī ( اْلقَاضِى)

Yang dimaksud dengan muqaddarah adalah yang dikira-kira.

9. Isim ghair munsharif / ismulladzī lā yanshārif

Ialah isim yang tidak menerima kasrah. Contohnya عَائِشَةُ, dan عُمَرُ.

Bagaimana i'rab isim ghair munsharif?

-Marfu' dengan dhammah. Contohnya 'Āisyatu (عَائِشَةُ)

-Manshub dengan fatah. Contohnya 'Āisyata (عَائِشَةَ)

-Majrur dengan fatah. Contohnya 'Āisyata (عَائِشَةَ)

Berikut ringkasan i'rab isim mu'rab:

1. Isim mufrad: marfu' dengan dhammah, manshub dengan fatah, majrur dengan kasrah.

2. Isim mutsana: marfu' dengan alif, manshub dengan ya, majrur dengan ya.

3. Jama' mudzakar salim: marfu' dengan wau, manshub dengan ya, majrur dengan ya.

4. Jama' muanats salim: marfu' dengan dhammah, manshub dengan kasrah, majrur dengan kasrah.

5. Jama' taksir: marfu' dengan dhammah, manshub dengan fatah, majrur dengan kasrah.

6. Al-asmāul khamsah: marfu' dengan wau, manshub dengan alif, majrur dengan ya.

7. Isim maqshūr: marfu' dengan dhammah muqaddarah, manshub dengan fatah muqaddarah, majrur dengan kasrah muqaddarah.

8. Isim manqūsh: marfu' dengan dhammah muqaddarah, manshub dengan fatah, majrur dengan kasrah muqaddarah.

9. Isim ghair munsharif: marfu' dengan dhammah, manshub dengan fatah, majrur dengan fatah.

Ringkasan di atas berguna sebagai hafalan untuk bekal membaca kitab gundul dan memahami materi ilmu nahwu secara praktik.

 Fiil mabni dan tanda-tanda binanya 

Belajar nahwu sharaf tentang mabni murab
Ilustrasi (Foto: Weber Timur/Pexels)

Fiil madhi semuanya mabni. Fiil amr semuanya mabni. Sedangkan fiil mudhare' hanya yang bersambung dengan nun inats (contoh: يَفْعُلْنَ) dan nun taukid (contoh: يَفْعُلَنَّ) yang termasuk mabni. 

Adapun tanda-tanda fiil yang mabni adalah sebagai berikut. 

1. Mabniyyun 'alāl-fathi (مبني على الفتح), contohnya كَتَبَ, يَكْتُبَنَّ

2. Mabniyyun 'alādh-dhammi (مبني على الضم), contohnya كَتَبُوْا

3. Mabniyyun 'alās-sukūn (مبني على السكون), contohnya اُكْتُبْ, كَتَبْتُمْ

4. Mabniyyun 'alā hadzfin-nūn 

( مبني على حذف النون), contohnya اُكْتُبُوْا

5. Mabniyyun 'alā hadzfil-akhir 

(مبني على حذف الأخر), contohnya اُدْعُ


 Perhatikan tanda mabni di atas. Bila mabni isim dilihat dari harakat huruf terakhir, maka untuk fiil dilihat dari harakat lam fiil.

Apa yang dimaksud dengan lam fiil? Yang menjadi acuan seluruh fiil adalah wazan fa'ala (فعل), huruf pertama sebagai fa fiil, huruf kedua sebagai 'ain fiil, huruf ketiga sebagai lam fiil. Berikut cara penyesuaiannya: 

Kataba (كتب): kaf sebagai fa' fiil, ta sebagai 'ain fiil, ba sebagai lam fiil. 

Jalasa (جلس): jim sebagai fa' fiil, lam sebagai 'ain fiil, sin sebagai lam fiil. 

Qatala (قتل): qaf sebagai fa' fiil, ta sebagai 'ain fiil, lam sebagai lam fiil. 

Maka bila melihat katabū (كتبوا) acuannya adalah lam fiil yaitu huruf ba yang berharakat dhammah. Maka tanda mabninya pun adalah dhammah. 

Begitupun dengan yaktubna (يكتبن) acuannya adalah lam fiil yaitu huruf ba yang berharakat sukun, maka tanda mabninya pun adalah sukun. 

 Akan tetapi, penentuan mabni fiil dilihat dari harakat lam fiil tidak berlaku dalam fiil amr. 

Pertama, fiil amr yang dibentuk dari fiil mudhare af'alul khamsah terdapat huruf nun, maka ketika diubah menjadi fiil amr nun-nya dibuang sehingga tanda mabninya adalah hadzfunnun (dibuangnya nun).

 Contoh: taktubāni (تكتبان ) ketika diubah menjadi fiil amr maka nun dibuang sehingga menjadi uktubā (اكتبا) sehingga tanda mabninya pun hadzfun-nun.

 Kedua, yang berasal dari fiil mudhare' mu'tal akhir, ketika diubah menjadi fiil amr, akhirnya dibuang atau istilahnya disebut hadzful akhir. Contohnya: tad'ū (تدعو) ketika diubah ke dalam amr, huruf terakhirnya (wau) dibuang sehingga menjadi ud'u (ادع) sehingga tanda mabninya pun hadzful akhir. 

 Berikut rincian tanda mabni berdasarkan fiilnya. 

1. Tanda mabni fiil madhi 

كَتَبَ: sukun 

كَتَبَا: fatah 

كَتَبُوْا: dhammah 

كَتَبَتْ: fatah 

كَتَبَتَا: fatah 

كَتَبْنَ: sukun 

كَتَبْتَ: sukun 

كَتَبْتُمَا: sukun 

كَتَبْتُمْ: sukun 

كَتَبْتِ: sukun 

كَتَبْتُمَا: sukun 

كَتَبْتُنَّ: sukun 

كَتَبْتُ: sukun 

كَتَبْنَا: sukun 

 2. Tanda mabni fiil mudhare 

 -fiil mudhare' yang bersambung dengan nun inats 

يَكْتُبْنَ: sukun 

تَكْتُبْنَ: sukun 

-fiil mudhare' yang bersambung dengan nun taukid: 

يَكْتُبَنَّ: fatah 

 3. Tanda mabni fiil amr 

اُكْتُبْ: sukun 

اُكْتُبَا: hadzfun-nun 

اُكْتُبُوْا: hadzfun-nun 

اُكْتُبِي: hadzfun-nun 

اُكْتُبَا: hadzfun-nun 

اُكْتُبْنَ: sukun 


اُكْتُبَنَّ: fatah 

اُدْعُ: hadzful akhir 

 Fiil mu'rab dan tanda i'rabnya 

Fiil mudhare semuanya mu'rab kecuali yang bersambung dengan nun inats dan nun taukid. Rumus kaidahnya sudah dibahas di materi kaidah i'rab fiil. Sebelum membahas i'rab fiil, terlebih dahulu harus mengetahui apa saja adawātun-nāshibah dan adawātul jāzimah.

Adat-adat yang menasabkan dan menjazmkan

Adat nashab dan jazm
Ilustrasi (Foto: Pok Rie/Pexels)


Adawātun-nāshibah (adat-adat yang menashabkan) antara lain meliputi

 اَنْ - لَنْ - إِذَنْ - كَىْ - لاَمُ كَىْ - لاَمُ الْجُحُوْدِ - حَتَّى 

Sedangkan adawātul jāzimah (adat-adat yang menjazmkan) ada yang menjazmkan satu fiil dan ada yang menjazmkan dua fiil. 

- Adat yang menjazmkan satu fiil antara lain: لَمْ - لَمَّا - اَلَمْ - اَلَمَّا- لَامُ اْلأَمْرِ  - لاَ النَّاهِيَة 

- Adat yang menjazmkan dua fiil antara lain:

 إنْ - إِذْمَا - مَا - مَنْ - مَهْمَا - مَتَى - أَيَّانَ - أَيْنَ - أَنَّى - حَيْثُمَا - كَيْفَمَا - أَيٌّ 

 Sebagaimana sudah dibahas bahwa i'rab fiil terdiri dari marfu', manshub, dan majzum. 

Fiil mu'rab hanya terdapat dalam fiil mudhare, kecuali yang bersambung dengan nun inats dan nun taukid. 

Fiil mudhare yang mu'rab tersebut kemudian terbagi menjadi tiga bagian. 

Sampel yang akan diambil untuk adat yang menashabkan adalah lan (لن) dan untuk adat yang menjazmkan adalah lam (لم): 

1. Mudhare' shahīh akhir

Yaitu mudhare yang tidak terdapat huruf 'illat di akhirnya, antara lain sighat yaktubu (يكتب), taktubu ( تكتب), aktubu (أكتب), naktubu (نكتب). 

Bagaimana i'rab shahih akhir? 

-Marfu' (مرفوع) dengan dhammah. Contohnya يَكْتُبُ

-Manshub (منصوب) dengan fatah. Contohnya لَنْ يَكْتُبَ

-Majzum (مجزوم ) dengan sukun. Contohnya لَمْ يَكْتُبْ

 2. Mudhare' af'ālul khamsah 

Af'alul khamsah yaitu fiil lima terdiri dari

 يكتبان - تكتبان - يكتبون - تكتبون - تكتبين 

Yaktubāni - taktubāni - yaktubūna - taktubūna - taktubīna 

Berikut ini contoh-contoh lainnya:

 يسجدان - تسجدان - يسجدون - تسجدون - تسجدين يضربان - تضربان - يضربون - تضربون - تضربين 

يذهبان - تذهبان - يذهبون - تذهبون - تذهبين 

 Bagaimana i'rab af'alul khamsah? 

-marfu' (مرفوع) dengan tsubūtunnūn

 (ثبوت النون) yaitu tetapnya nun. Contoh: يَكْتُبَانِ

-mansub (منصوب) dengan hadzfunnūn 

(حذف النون) yaitu dibuangnya nun. 

Contoh: لَنْ يَكْتُبَا

-majzum (مجزوم) dengan hadzfun-nūn. Contoh: لَمْ يَكْتُبَا

 3. Mudhare' mu'tal akhir 

Yaitu fiil mudhare yang tersapat huruf 'illat di akhirnya, jenis ini terdiri dari tiga macam. Mu'tal dengan wau, mu'tal dengan alif, dan mu'tal dengan ya. Bagaimana i'rab mu'tal akhir? 

 - Mu'tal akhir dengan wau 

Marfu' (مرفوع) dengan dhammah muqaddarah. Contohnya: يَدْعُوْ

Manshub (منصوب) dengan fatah. 

Contohnya: لَنْ يَدْعُوَ

Majzum (مجزوم) dengan hadzful akhir. Contohnya: لَمْ يَدْعُ

- Mu'tal akhir dengan alif 

Marfu' (مرفوع) dengan dhammah muqaddarah. Contohnya: yardhā يَرْضَى

Manshub (منصوب) dengan fatah muqaddarah. Contohnya: لَنْ يَرْضَى

Majzum (مجزوم) dengan hadzful akhir. Contohnya: لَمْ يَرْضَ

- Mu'tal akhir dengan ya 

Marfu' (مرفوع) dengan dhammah muqaddarah. Contohnya: يَهْدِي

Manshub (منصوب) dengan fatah. Contohnya: لَنْ يَهْدِيَ

Majzum (مجزوم) dengan hadzful akhir. Contohnya: لَمْ يَهْدِ

 Maka dapat disimpulkan fiil mu'rab dan tanda i'rabnya sebagai berikut. 

1. Shahīh akhir: marfu' dengan dhammah, manshub dengan fatah, majzum dengan sukun. 

2. Af'ālul khamsah: marfu' dengan tsubūtun-nūn, manshub dengan hadzfun-nūn, majzum dengan hadzfun-nūn 

3. Mu'tal akhir: marfu' dengan dengan dhammah muqaddarah, manshub dengan fatah (kecuali mu'tal akhir dengan alif yang tanda manshubnya dengan fatah muqaddarah), dan majzum dengan hadzful akhir. 


Demikian penjelasan lengkap mabni dan mu'rab dalam isim dan fiil. Baik isim maupun fiil, keduanya memiliki kaidah mabni dan mu'rabnya masing-masing.




Shopiah Syafaatunnisa adalah seorang ibu rumah tangga. Ia mulai menekuni dunia menulis di blog syafnis.com dan muslimahkertas.web.id. Tulisannya pernah dimuat di beberapa media online.

Posting Komentar